Sinergi yang tak ubahnya dualisme..
Toleransi yang tak ayal selain nisbi...
Yang aral dan yang melintang...
Yang cukup dan yang melihat kecukupan sebagai bekal foya-foya...
Yang masih mengerti akan esensi hidup bersama...
Hakikat itu sebenarnya masih melekat...
Tapi, mata ini terlalu silap untuk membezakannya...
Yang bathil dan yang haq..
Semuanya terbagi dan terdeterminasi dalam dua kubu...
Kiri dan kanan....
Menjadi seorang geofisika, bukan berarti kita melupakan apa-apa yang dulu kita dapat dan kita pelajari... Menjadi sarjana geofisika bukan berarti kita hanya mempelajari akuisisi seismik ato sebagainya... ini hanya sisi lain dari kehidupan... kehidupan geofisika... kehidupan sastra....
Thursday, May 14, 2009
Tuesday, May 05, 2009
Menghempaskan Takdir
Dalam sunyi nisbi hati ini,
Kutemukan serumpun hangat mentari menemani.
Di atas titian maut harga diri ini,
Aku masih sangsi akan kerasnya hempasan takdir ini.
Bila malam tiba aku jadi kalut, bisu, dan tak bisa jernih berpikir,
Ada serpihan asa di atas rona harapan yang senantiasa ada,
Tapi entah kapan anugerah itu menjelma menjadi ruh,
yang akan merasukiku dengan segenap kekuatan,
dan menjadikannya abadi selamanyaa...
Jogja, in the middle of the mist, 5 Mei 2009.
Subscribe to:
Posts (Atom)